Di Indonesia, konsep ekonomi sirkular masih di tahap tergolong baru. Namun, kita yakin bahwa dengan langkah-langkah kecil namun konsisten, kita dapat membuat perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Salah satu aspek kunci dalam ekonomi sirkular adalah dengan mengurangi limbah, dimana bisa kita mulai dengan memupuk budaya/gaya hidup pengurangan plastik sekali pakai, sekaligus menanamkan kebiasaan membawa tas belanja sendiri.
Dan di mana lagi dimulai jika bukan dengan anak-anak kita, generasi masa depan kita? Ada beberapa cara yang dapat kita coba bersama:
- Menumbuhkan Pahlawan Lingkungan Sejak Dini: Perjalanan menuju ekonomi sirkular dimulai dengan anak-anak kita. Untuk membangun pola pikir yang berkelanjutan, kita bisa mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah. Pelajaran sederhana dan menarik tentang dampak sampah dan pentingnya konservasi dapat menanamkan benih-benih generasi mendatang yang peduli terhadap keberlanjutan.
Artikel ini ditulis dalam rangka memenuhi Syarat Kelulusan Program Kepemimpinan SDG Angkatan 5 yang diselenggarakan oleh SDG Academy Indonesia, UNDP Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas, dan Tanoto Foundation pada Oktober 2023 s.d. Maret 2024.
2. Pembelajaran yang Menyenangkan dan Interaktif: Jadikan keberlanjutan menyenangkan untuk anak-anak dengan memasukkan permainan, kegiatan praktik, dan lokakarya interaktif. Misalnya, mengorganisir permainan pemilahan sampah untuk mengajarkan mereka cara membuang sampah dengan benar, membuat proses belajar menjadi menyenangkan dan mudah diingat.
3. Menampilkan Pahlawan Lingkungan Sehari-hari: Dengan gencarnya sosial media, ceritakan kisah pahlawan lingkungan muda yang telah membuat perubahan. Menyoroti contoh teladan yang bisa mereka kaitkan dengan, seperti seorang siswa yang memulai kampanye bebas plastik atau proyek komunitas untuk mengurangi sampah, dapat menginspirasi anak-anak untuk mengambil tindakan.
4. Mendorong Kebiasaan Praktis: Berikan contoh kebiasaan langkah-langkah sederhana yang dapat dicapai oleh anak-anak. Dorong mereka untuk menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang, membawa kotak makan daripada kemasan sekali pakai, atau berpartisipasi dalam inisiatif sekolah seperti “Rabu Tanpa Sampah”. Tindakan kecil ini menanamkan rasa tanggung jawab dan kebanggaan dalam membuat pilihan ramah lingkungan.
5. Membuat Keberlanjutan Urusan Keluarga: Libatkan keluarga dalam perjalanan menuju ekonomi sirkular. Selenggarakan acara komunitas di mana orangtua dan anak-anak dapat belajar bersama, memperkuat praktik-praktik berkelanjutan di rumah. Upaya bersama memastikan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Memberdayakan anak-anak kita dengan semangat untuk keberlanjutan adalah langkah penting menuju pembentukan ekonomi sirkular. Melalui pendidikan, pembelajaran interaktif, contoh positif, dan kebiasaan praktis, kita dapat membentuk pikiran muda menjadi pendukung bersemangat untuk mengurangi sampah. Dengan menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, kita tidak hanya berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga membentuk dasar untuk masa depan yang lebih berkelanjutan di Indonesia. (r.ayu)